BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Autisme
Autisme adalah gangguaan perkembanagan yang sangat kompleks pada anak. Seringkali gejala tampak sebelum anak mencapai usia tiga tahun. Gangguan perkembangan ini mempengaruhi kemampuan berkomunikasi (berbicara dan berbahasa), kemampuan berinteraksi sosial ( tidak tertarik untuk berinteraksi), dan mempengaruhi perilaku ( hidup di dalam dunianya sendiri). Umumnya pada anak autis sebebelum berusia tiga tahun sudah menunjukkan keterlambatan perkembangna dalam berinteraksi sosial, berbicara dan bermain menggunakan imajinasi. Autisme adalaha salah satu dari lima tipe gangguan perkembangan pervasive atau PDD ( pervasive developmental disorders), yang ditandai munculnya abnormalitas pada domain interaksi sosial dan komunikasi.
B. Penyebab Autisme
Autisme berakar pada faktor genetika, dan genetika autis memeang sangat rumit. Kemudian, masih tidak jelas apakah ASD ( Autism Spectrum Disorder) terjadi karena mutasi tertentu atau akibat terjadinya kombinasi beberapa varian genetika seperti pada umumnya. Pada kasus-kasus yang jarang terjadi, autis dapat saja berhubungan dengan adanya agen-agen yang menyebabkan terjadinya cacat lahir, sehingga dalam hal ini muncul kontroversi seputar penyebab lain untuk autism sebagai akibat dari faktor lingkungan, seperti terpapar logam berat, pertisida atau akibat pemeberian vaksin pada anak.
Faktor genetika memang disebut sebagai salah satu kemungkinan terjadinya autisme, namun demikian, hingga sekarang belum ada penelitian yang menyebutkan apakah factor genetika ini berasal dari ayah atua ibu. Keduanya memiliki peluang yang sama, hanya sifat autis lebih terlihat nyata pada saudara sekandung laki-laki dari pihak ibu maupun ayah ( jika memang ada karakteristik autis pada keluarga tersebut). Hingga saat ini para ahli di Amerika, Eropa dan lainnya masih terus melakukan penyelidikan dan perdebatan mengnai penyebab utama kondisi ini, beberapa hal seperti komplikasi sebelum dan sesudah melahirkan, vaksin MMR ( Mumps, Measles, Rubella), polusi lingkungan, genetika, keracunan logam berat ( merkuri) dan alergi terhadap makanan tertentu seperti gandum, susu, barley dan lain-lain. Hal-hal tersebut dianggap sebagai penyebab autisme, namun kepastian dan kesimpulan berdasarkan riset mengenai autism belum juga terpecahkan dan para ahli sepakat bahwa belum ditemukan penyebab pasti munculnya autisme.
C. Ciri-ciri Autisme
Tanda-tanda autisme biasanya sudah dapat dikenali sebelum anak berusia tiga tahun. Tetapi tanda-tanda yang muncul memang bervariasi dari mulai yang samar-samar sampai tampak yang begitu nyata sehingga terkadang orangtua sampai tidak mengetahui dan menganggapnya sebagai bagian dari proses perkembangan normal.
1. Rekomendasi dari AAP ( American Academy of Pediatrics)
Memang diperlukan jangka waktu beberapa tahun untuk dapat diperoleh kepastian apakah seorang anak mengidap autism atau tidak. Itulah sebabnya AAP ( American Academy of Pediatrics) merekomendasikan untuk setiap dokter anak agar segera meninjaklanjuti setiap temuan tanda-tanda awal yang menunjukkan kemungkinan autisme. Tanda-tanda awal yang perlu diwaspadai adalah, antara lain :
§ Bermasalah dalam berinteraksi, bermain, dan berhubungan dengan orang lain.
§ Perilaku menghindar dari eye contact seta tidak pernah perduli pada orang-orang yang ada disekililingnya.
§ Tidak pernah benar-benar memperhatikan suatu objek, pada saat dia memerlukan objek tersebut.
§ Suka melakukan gerakan-gerakan yang aneh, seperti mengepak-ngepakkan kedua tangan seperti burung, berputa-putar, atau mengetuk-ngetuk sesuatu.
§ Terjadi keterlambatan pada pertumbuhan dan perkembangannya, ataupun hilangnya keahlian yang sudah pernah dikuasainya.
§ Bermain dengan mainan yang sama atau mengulang-ulang kegiatan yang sama setiap hari.
§ Tidak mampu menggunakan atau memahami bahasa.
§ Tampak tidak perduli terhadap sesuatu yang ada disekelilingnya.
2. Rekomendasi dari NIMH ( National Institute of Mental Health)
Diagnosis autisme ini dapat dilengkapi dengan kuisioner orangtua, penilaian pendidikan kognitif, penilaian bahasa, atau pola bermain dan perilaku anak. Jadi tanda-tanda yang harus diwaspadai adalah :
§ Menginjak usia satu tahun, belum mampu menggumamkan sesuatu kata, memperhatikan ataupun melakukan gesture-gestur yang bermakna.
§ Menginjak usia 16 bulan, belum mampu mengucapkan sepatah katapun dengan benar.
§ Menginjak usia dua tahun, belum mampu mengombinasikan dua kata sehingga membentuk makna baru.
§ Tidak merespon saat dipanggil namanya.
§ Hilang atau tidak adanya kemampuan berbahasa dan bersosialisasi.
§ Tidak ada eye contact
§ Tampak tidak paham saat harus memainkan suatu mainan sesuai dengan cara kerjanya.
Penting untuk diingat, bahwa ada banyak kemungkinan untuk gejala-gejala autisme yang mungkin ditampilkan oleh pengidapnya dan itu tidak selalu persis sama seperti yang tercantum di atas. Misal, adanya kesulitan dalam berbicara dan berbahasa tidak selalu menandakan adanya autisme. Sebaliknya, kita harusingat bahwa anak yang pandai bicara dan berbahsa pun dapat saja terdiagnosis spectrum autisme.
3. Simtom Umum
Untuk simtom umum dari autism, dibagi menjadi tiga domain pokok, yaitu :
1) Interaksi Sosial dan Pertemanan
§ Bermasalah dalam perkembangan keterampilan komunikasi nonverbal. Misal, melakukan kontak mata ke mata, menampilkan ekspresi wajah dan postur tubuh yang benar saat nerhadapan dengan orang lain.
§ Kegagalan membangun hubungan pertemanan dengan anak-anak lain seusianya.
§ Kurangnya minat dalam berbagi kesenangan, aktivitas atau prestasi dengan oranglain.
§ Kurangnya empati.
2) Komunikasi Verbal dan Nonverbal
§ Keterlambatan atau kesulitan saat belajar berbicara. Bahkan, kira-kira 40% dari individu dengan autism tidak pernah dapat berbicara dengan baik dan benar.
§ Bila mampu berbicara, diapun bermasalah dalam memulai percakapan. Kemudian saat terjadi percakapan, diapun kembali mengalami kesulitan untuk melanjutkan percakapan tersebut.
§ Perilaku repetitive dan stereotip dalam penggunaan bahasa. Anak autisne seringkali mengulang-ulang sebuah kata yang dia dengar sebelumnya atau biasa disebut Echolalia.
§ Kesulitan memahami percakapan yang sedang ditujukan kepadanya. Misalnya, individu dengan autism tidak mampu memahami saat ada orang yang melontarkan sebuah guyonan. Boleh jadi, mereka akan menafsirkannya kata demi kata tidak dalam bentuk satu kalimat utuh.
3) Rendahnya Rasa Tertarik pada Aktivitas-Aktivitas atau Permainan-Permainan
§ Suka berfokus hanya pada bagian tertentu dari suatu benda. Misalnya, memerhatikan dengan sungguh-sungguh roda dari mobil mainannya dan tidak mampu memandang bahwa itu adalah sebuah mobil. Apalagi sampai memperlakukan benda tersebut dengan benar sebagai mobil-mobilan seperti lazimnya anak-anak kebanyakan.
§ Preokupasi dengan topik-topik tertentu. Anak dengan autism dapat saja terpesona oleh sesuatu yang biasa-biasa saja bagi kita. Seperti video games, karu mainan, atau bahkan plat nomor kendaraan.
§ Sangat mementingkan kesamaan dan rutinitas.
§ Perilaku-perilaku stereotype. Missal, melompat-lompat, atau mngepak-ngepakkan tanggannya dengan tidak bermanfaat.
4. Simtom pada Masa Kanak-Kanak
Gejala autisme biasanya pertama kali diketahui oleh oranhtua atau pengasuh di periode tiga tahun pertama dari anak tersebut. Meskipun sebenarnya autism itu telah ada sejak dia dilahirkan tetapi tanda-tanda gangguan yang tampak sulit untuk didefinisikan atau didiagnosis selama anak tersebut masih berusia infant. Dengan perawatan dini dan intensif, kebanyakan anak suspect autisme dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk:
§ Membangun relasi dengan oranglain.
§ Berkomunikasi
§ Membantu diri mereka sendiri seiring dengan pertambahan usianya.
5. Simtom pada Masa Remaja
Memasuki usia remaja, pola perilaku seseorangpun sering berubah-ubah, banyak remaja dengan autisme yang memeperoleh banyak keterampilan tetapi, tetap masih tertinggal dala kemampuan mereka untuk membangun relasi dan memahami oranglain.
Memasuki masa pubertas dan hasrat seksualitas yang kini mulai timbul, akan menambah berat badan seorang remaja dengan autis dibandingkan dengan remaja biasa dalam usia yang sama. Secara umum, semua anak dengan autisme yang telah memasuki fase remaja, mereka akan mengalami peningkatan resiko untuk mengembangkan masalah-maalah yang berkaitan dengan depresi, gelisah ataupun epilepsi.
6. Simtom pada Orang Dewasa
Sebagai orang dewasa dengana autisme mampu untuk bekerja untuk hidup mandiri. Kemandirian mereka dalam hal ini diukur dari tingkat kecerdasan dan level kemampuan mereka dalam berkomunikasi dengan orang lain. Tetapi, banyak pula orang dewasa dengan autisme yang masih tetap memerlukan banyak bantuan terutama untuk mereka yang memiliki tingkat kecerdasan yang rendah dan tidak mampu untuk berkomunikasi.
Setidaknya 33% dari seluruh populasi orang dewasa dengan autisme, secara parsial dapat dikatakan telah mampu untuk hidup independent. Di spektrum yang lain, orang dewasa yang termasuk kategori high functioning autism mereka benar-benar mampu hidup mandiri sepenuhnya dan mencapai sukses. Orang-orang seperti ini biasanya memang memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Meskipun tetap ada kesulitan dalam menjalin hubungan dengan orang lain.
7. Simtom Lainnya
Banyak orang dengan autism yang menampilkan gejala dengan gangguan deficit atensi hiperaktif atau ADHD ( attention deficit hyperactivity disorder ). Tetapi, simtom-simtom tersebut terutama pada problem relasi social, lebih parah untuk individu autisme. Sementara, seitar 10% dari individu dengan autism mempunyai kemampuan yang luar biasa dalam hal :
§ Mengingat sebuah daftar sampai mendetail
§ Perhitungan tanggal kalender
§ Menggambar atau memainkan musik.
D. Cara Menangani Autisme
Tidak ada obat untuk autism. Tetapi, dokter, terapis, dan guru khusus dapat membantu anak-anak dengan autisme untuk mengatasi atau mnyesuaikan diri dengan banyak kesulitan. Semakin dini seorang anak ditangani, hasilnyapun akan lebih baik. Setiap anak membutuhkan bantuan yang berbeda-beda. Tetapi, belajar bagaimana berkomunikasi selalu menduduki peringkat pertama yang harus dikuasai terlebih dahulu. Terapis akan mengajarkan bagaimana cara untuk berkomunikasi dengan cara menunjukkan sesuatu, menggunakan alat bantu berupa gambar-gambar atau menggunakan bahasa isyarat standar. Kemampuan berbahasa ini akan memudahkan anak dengan autisme untuk belajar hal-hal yang lain. Terapis juga akan membantu anak belajar mengetahui keterampilan-keterampilan sosial, misalnya cara menyapa orang, menunggu giliran, dan mengikuti petunjuk. Beberapa anak memerlukan bantuan khusus dengan keterampilan self-help. Misalnya, mandi, menyikat gigi, atau menyiapkan tempat tidur dan lain-lain.
Sebagian anak dengan autisme menjalani medikasi untuk membantu meregulasi mood dan perilaku mereka. Tetapi, obat tersebut hanya dapat membantu mengendalikan symptom yang dialami, bukan menyembuhkan.
E. P pendidikan Anak Autisme
Beberapa opsi kelas yang dapat dipilih untuk anak dengan autisme :
1. Kelas Khusus di Sekolah Umum
Dilakukan dengan metode inklusi yang digunakan untuk mainstreaming with support. Idenya adalah anak-anak autis digabung bersama dengan anak biasa dalam satu kelas yang sama tetapi, khusus untuk anak dengan autisme mendapatkan dukungan yang signifikan untuk mencapai sukses. Bisa dilakukan dengan cara menyediakan pendamping (orang dewasa yang terlatih), melakukan adaptasi kurikulum, menyediakan kelompok sosial khusus, dan masih banyak lagi.
Opsi ini dapat menjadi pilihan jika personel sekolah sudah terlatih dan berpengalaman dalam mendidik anak-anak dengan autism. Karena kelas ini secara umum diikut sertakan dalam seluruh kegiatan sekolah, maka anak pun dapat mempunyai lebih banyak kesempatan dalam mengasah keterampilan sosialnya. Kelas khusus ini lebih ditujukan untuk anak-anak autisme yang perkembangan di bidang sosialnya hanya sedikit di bawah rata-rata dan mempunyai kesulitan dalam bidang akademik.
2. Sekolah Khusus untuk Anak dengan Autisme
Lembaga pendidikan swasta atau milik pemerintah dengan kelas kecil dan menyediakan perhatian per individu. Sekolah ini lebih dikhususkan untuk anak dengan autism yang mempunyai problem dalam fungsi dan kompetensi sosialnya. Tidak seperti di sekolah lain pada umumnya, tipe sekolah seperti ini mempunyai kurikulum yang berbeda. Kurikulum ini lebih menekankan pada pengembangan keahlian dalam berkomunikasi dan kompetensi sosial.
Sistem kelas khusus untuk anak autisme ini mempunyai beberapa kelebihan, antara lain :
§ Rasio antara jumlah siswa dan guru yang memadai, bahkan terkadang lebih tinggi dari standar yang telah ditentukan.
§ Dilengkapi dengan tool pelajaran visual, yang dirancang secara spesifik untuk siswa-siswa autistik.
§ Kurikulum berisi muatan local pelatihan berbicara dan keahlian sosial, sehingga lebih intensif.
§ Siswa mendapatkan aktivitas-aktivitas sekolah umum seperti : olahraga, berdiskusi, bermain antar siswa, dan lain-lain.
§ Dan sangat mungkin bagi anak untuk dapat mengembangkan kemampuan yang diperlukan, sehingga nantinya ia mampu bersekolah di sekolah menengah swasta umum.
Sementara kekurangannya, antara lain :
§ Karena sifatnya yang khusus, maka di sekolah ini anak menghabiskan harinya hanya dengan sesama anak autistik lainnya.
§ Fokus terbesar dari tipe sekolah ini adalah untuk membangun keterampilan sosial, sehingga boleh jadi dapat mengabaikan kemampuan akademik yang sebenarnya mungkin dimiliki oleh si anak.
3. Homeschooling
Homeschooling menjadi prkara yang sulit bagi banyak keluarga, karena dalam hal ini memerlukan keterlibatan penuh dari salah satu atau kedua orangtua, dan mungkin pula memerlukan pengorbanan keuangan yang cukup signifikan. Meskipun demikan, ilihan homeschooling menjadi pilihan yang masuk akal terutama jika hubungan dengan distrik sekolah setempat kurang bersahabat. Pada poin ini, urusan mendidik anak dapat ditangani dengan beberapa dafar tugas atau (listserves) dan organisasi yang mendukung orangtua yang ingin medidik sendiri anak autistik mereka.
Mungkin tidak mudah untuk menemukan keluarga lain yang juga sedang melakukan homeschooling di sekitar kita, tapi relative mudah untuk menemukan kelompok-kelompok homeschool, program dan kurikulum yang diperlukan. Kelebihan yang tak tertandingi dari homeschooling dibandingkan dengan metode pendidikan lainnya adalah pada fleksibilitas absolute relative terhadap masing-masing anak.
F. Tinjauan untuk Setiap Opsi
Secara sederhana, berikut beberapa opsi yang dapat dipilih :
1. Opsi yang Ada di Sekolah Umum
§ Ruang kelas biasa, tanpa adanya dukungan khusus (mainstreaming).
§ Ruang kelas di seklah umum, dilengkapi dengan pendukungnya (rasio 1:1, atau sesuai dengan adaptasi anak).
§ Ruang kelas paruh waktu (sebagian pelajaran diberikan di kelas khusus, sebagian lagi di kelas umum).
2. Opsi yang Ada di Lembaga Swasta
§ Sekolah swasta umum dengan atau tanpa dukungan khusus.
§ Sekolah swasta khusus untuk anak dengan kebutuhan khusus ataupun khusus untuk anak dengan autisme.
§ Homeschooling atau cyberschool.
Penting sekali untuk diingat bahwa opsi mainstreaming dan inklusi keduanya tidak selalu menjadi pilihan terbaik untuk setiap anak autisme. Kita harus paham, bahwa anak-anak dengan autism lebih sulit untuk begabung dalam kelompok besar. Anak dengan autisme pun kurang pandai dalam memanage transisi-transisi.
Berikut ini beberapa elemen pentig yang harus diperhatikan untuk suksesnya program pendidikan bagi anak autistik :
§ Guru-guru yang akan mengajar, sebaiknya telah mengikuti pelatihan dan berpengalaman bekerja dengan anak-anak autistik.
§ Guru-guru tersebut telah mendapatkan dukungan implisit dan eksplisit dari administrasi sekolah sehingga mereka dapat mengakses sumber daya, mengikuti pelatihan-pelatihan dan material-material lain yang diperlukan.
§ Guru-guru harus dapat (berdasarkan kemampuan, sumber daya yang tersedia, dan kebijakan sekolah) untuk mengubuh program dan kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan kekuatan anak.
§ Guru-guru lain, termasuk guru olahraga, petugas perpustakaan, dan guru khusus lainnya, harus mampu mengakses sumber daya dan dukungan yang diperlukan pada saat mereka bekerja dengan anak.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Autisme adalah gangguaan perkembanagan yang sangat kompleks pada anak. Seringkali gejala tampak sebelum anak mencapai usia tiga tahun. Gangguan perkembangan ini mempengaruhi kemampuan berkomunikasi (berbicara dan berbahasa), kemampuan berinteraksi sosial ( tidak tertarik untuk berinteraksi), dan mempengaruhi perilaku ( hidup di dalam dunianya sendiri).
2. Autisme berakar pada faktor genetika. penyebab lain untuk autism sebagai akibat dari faktor lingkungan, seperti terpapar logam berat, pertisida atau akibat pemeberian vaksin pada anak.
3. Opsi kelas yang dapat dipilih untuk anak dengan autisme : Kelas Khusus di Sekolah Umum Dilakukan dengan metode inklusi yang digunakan untuk mainstreaming with support, Sekolah Khusus untuk Anak dengan Autisme Lembaga pendidikan swasta atau milik pemerintah dengan kelas kecil dan menyediakan perhatian per individu. Sekolah ini lebih dikhususkan untuk anak dengan autism yang mempunyai problem dalam fungsi dan kompetensi sosialnya dan Homeschooling.