lowongan kerja

LOWONGAN KERJA TERBARU
PT HADENA INDONESIA

MEMBUAT/MENGELEM KANTONG TEH MERAH / TEH GEMES DIKERJAKAN DIRUMAH (BAHAN DISEDIAKAN PERUSAHAAN)

DAPAT DIKERJAKAN OLEH SIAPA SAJA (PUNYA KTP)

PENGHASILAN :
  • NGELEM 1 KOTAK KOMISI Rp. 70.000,-
  • NGELEM 5 KOTAK KOMISI Rp. 350.000,-
  • NGELEM 10 KOTAK KOMISI Rp. 700.000,-
(BERLAKU KELIPATAN)


JIKA BERMINAT DAPAT MENGHUBUNGI SAYA KE EMAIL silvia.khairunnisa@yahoo.com

Peran Orangtua Masyarakat dan Pemerintah Dalam Pendidikan


BAB II

PEMBAHASAN

A. PERAN ORANGTUA DALAM PENDIDIKAN

Anak adalah titipan Tuhan Yang Maha Kuasa, karena itu nasib dan masa depan anak-anak adalah tanggung jawab kita semua. Tetapi tanggung jawab utama terletak pada orang tua masing-masing. Orang tualah yang pertama berkewajiban memelihara, mendidik, dan membesarkan anak-anaknya agar menjadi manusia yang berkemampuan dan berguna. , peran orangtua selanjutnya adalah mengajarkan nilai-nilai pendidikan kepada anak-anaknya.

Proses pendidikan bagi generasi muda mempunyai tiga pilar penting. Ketiga pilar itu adalah sekolah, masyarakat dan keluarga. Pengertian keluarga tersebut nyata dalam peran orang tua. Pola penyelenggaraan pendidikan nasional mengakibatkan ketiga pilar penting terpisah. Sekolah terpisah dari masyarakat atau orang tua. Peran orangtua terbatas pada persoalan dana. Orang tua dan masyarakat belum terlibat dalam proses pendidikan menyangkut pengambilan keputusan monitoring, pengawasan dan akuntabilitas. Akibatnya sekolah tidak mempunyai beban untuk mempertanggungjawabkan hasil pelaksanaan pendidikan kepada orangtua.

Anak merupakan masa depan bagi setiap orangtua. Pada usia balita, anak-anak yang kurang mendapat kasih sayang dan perhatian orang tuanya seringkali pemurung, labil dan tidak percaya diri. Ketika menjelang usia remaja kadang-kadang mereka mengambil jalan pintas, dan minggat dari rumah dan menjadi anak jalanan. Kesibukkan orang tua yang berlebihan, terutama ibu, menyebabkan anak kehilangan perhatian.

1

Dalam ajaran agama Islam, orang tua disamping sebagai pendidik, juga sebagai kepala dan pemimpin dalam keluarganya serta berkewajiban untuk memelihara keluarganya dari siksa api neraka, sebagai firman Allah :

.نَارًا وَأَهْلِيكُمْ أَنفُسَكُمْ قُوا آمَنُوا الَّذِينَ أَيُّهَا يَا

Artinya:” Hai orang-orang yang beriman, peliharalah, dirimu dan keluargamu dari api nerakan” (QS at-tahrim ayat 6).

Dilihat dari hubungan dan tanggung jawab orang tua terhadap anak, maka tanggung jawab pendidikan itu pada dasarnya tidak bisa diberikan kepada orang lain, guru dan pendidik lain umpamanya, dalam memikul tanggung jawab hanyalah merupakan keikusertaan. Dengan kata lain, tanggung jawab pendidikan yang dipikul oleh para pendidik selain orang tua adalah merupakan pelimpahan dari tanggung jawab orang tua oleh karena satu dan lain hal tidak mungkin melaksanakan pendidikan anaknya secara sempurna.

Menurut Dr. Zakiah Drajat, tanggung jawab pendidikan islam yang menjadi beban orang tua sekurang-kurangnya harus dilaksanakan dalam rangka:

  1. Memelihara dan membesarkan anak.
  2. Melindungi dan menjamin keamanan, baik jasmaniah maupun rohaniah, dari berbagai gangguan penyakit dan dari penyelewengan kehidupan dari tujuan hidup yang sesuai dengan falsafah hidup dan agama yang dianut.
  3. Memberi pengajaran dalam arti yang luas, sehingga anak memperoleh peluang-peluang memiliki pengetahuan dan kecakapan seluas dan setinggi-tinggi mungkin yang dapat dicapainya.
  4. Membahagiakan anak di dunia, sesuai dengan pandangan dan tujuan hidup muslim.

2

v Peran Keluarga Dalam Mewujudkan Kepribadian Anak

Ayah dan ibu adalah teladan pertama bagi pembentukan pribadi anak. Keyakinan-keyakinan, pemikiran dan perilaku ayah dan ibu dengan sendirinya memiliki Pengaruh yang sangat dalam terhadap pemikiran dan perilaku anak. Karena kepribadian manusia muncul berupa lukisan-lukisan pada berbagai ragam situasi dan kondisi dalam lingkungan keluarga. Peran kedua orang tua dalam mewujudkan kepribadian anak antara lain :

1. Kedua orang tua harus mencintai dan menyayangi anak-anaknya. Ketika anak-anak mendapatkan cinta dan kasih sayang cukup dari kedua orang tuanya, maka pada saat mereka berada di luar rumah dan menghadapi masalah-masalah baru mereka akan bisa menghadapi dan menyelesaikannya dengan baik. Sebaliknya jika kedua orang tua terlalu ikut campur dalam urusan mereka atau mereka memaksakan anak-anaknya untuk menaati mereka, maka perilaku kedua orang tua yang demikian ini akan menjadi penghalang bagi kesempurnaan kepribadian mereka.

2. Kedua orang tua harus menjaga ketenangan lingkungan rumah dan menyiapkan ketenangan jiwa anak-anak. Karena hal ini akan menyebabkan pertumbuhan potensi dan kreativitas akal anak-anak yang pada akhirnya keinginan dan Kemauan mereka menjadi kuat dan hendaknya mereka diberi hak pilih.

3. Saling menghormati antara kedua orang tua dan anak-anak. Saling menghormati artinya dengan mengurangi kritik dan pembicaraan negatif sekaitan dengan kepribadian dan perilaku mereka serta menciptakan iklim kasih sayang dan keakraban. Kedua orang tua harus bersikap tegas supaya mereka juga mau menghormati sesamanya.

3

4. Mewujudkan kepercayaan. Menghargai dan memberikan kepercayaan terhadap anak-anak berarti memberikan penghargaan dan kelayakan terhadap mereka, karena hal ini akan menjadikan mereka maju dan berusaha serta berani dalam bersikap. Kepercayaan anak-anak terhadap dirinya sendiri akan menyebabkan mereka mudah untuk menerima kekurangan dan kesalahan yang ada pada diri mereka. Mereka percaya diri dan yakin dengan kemampuannya sendiri.

5. Mengadakan perkumpulan antara orang tua dan anak. Dengan melihat keingintahuan fitrah dan kebutuhan jiwa anak, mereka selalu ingin tahu tentang dirinya sendiri. Tugas kedua orang tua adalah memberikan informasi tentang susunan badan dan perubahan serta pertumbuhan anak-anaknya terhadap mereka. Selain itu kedua orang tua harus mengenalkan mereka tentang masalah keyakinan, akhlak dan hukum-hukum fikih serta kehidupan manusia. Jika kedua orang tua bukan sebagai tempat rujukan yang baik dan cukup bagi anak-anaknya maka anak-anak akan mencari contoh lain; baik atau buruk dan hal ini akan menyiapkan sarana penyelewengan anak.
Hal yang paling penting adalah bahwa ayah dan ibu adalah satu-satunya teladan yang pertama bagi anak-anaknya dalam pembentukan kepribadian.

v Peran Orangtua dalam Pendidikan Anak disekolah

Orang tua adalah penanggung jawab utama dalam pendidikan anak, sedang sekolah atau guru adalah penerima tanggung jawab dari orang tua yang tentu saja akan bertanggung jawab juga kepada Allah tentang perlakuannya selama anak itu berada bersama mereka. Oleh karenanya dapat dikatakan bahwa kerja sama antara orang tua dan guru penting sekali. Sekolah dalam hal ini guru memikirkan dan memilih sarana, bahan dan metode pembelajaran di sekolah.

4

Orang tua mendukung proses pendidikan di sekolah dengan cara:

1. Membimbing anak untuk terus melanjutkan apa yang sudah diberikan di sekolah.

2. Menemukan minat-minat anak yang kemudian hasilnya dapat dikomunikasikan dengan sekolah

3. Mengkomunikasikan masalah-masalah pendidikan sekolah anak dengan pihak sekolah

4. Memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar.

Dengan mengetahui hal-hal yang terkait dengan pendidikan anak tersebut diatas diharapkan akan terbentuk hubungan yang baik antara anak, orang tua dan sekolah. Dengan demikian akan diperoleh optimalisasi pendidikan terhadap anak.

B. PERAN MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN

Manusia adalah makhluk sosial yaitu makhluk yang memiliki dorongan untuk hidup berkelompok secara bersama-sama yang didasari pada pemahaman bahwa manusia hidup bermasyarakat. Pendidikan dalam konteks ini adalah usaha untuk membimbing dan mengembangkan potensi peserta didik secara optimal agar mereka dapat berperan sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat dan lingkungan. Dalam hal pengaruh sekolah terhadap masyarakat pada dasarnya tergantung pada luas tidaknya produk serta kualitas pendidikan itu sendiri. Semakin besar output sekolah tersebut dengan disertai kualitas yang mantap dalam artian mampu mencetak sumber daya manusia yang berkualitas maka tentu saja pengaruhnya sangat positif bagi masyarakat, sebaliknya meskipun lembaga pendidikan mampu mengeluarkan outputnya tapi dengan SDM yang rendah secara kualitas, itu juga jadi masalah tidak saja bagi output yang bersangkutan tapi berpengaruh juga bagi masyarakat.

5

Pendidikan dan masyarakat saling keterkaitan, untuk mengembangkan pendidikan diperlukan partisipasi dari masyarakat. Masyarakat dalam konteks ini berperan sebagai subjek atau pelaku pendidikan, tanpa adanya kesadaran masyarakat akan pendidikan, maka negara tidak akan berkembang, kita akan tergantung pada orang atau negara lain yang jauh lebih berkembang dari kita, maka dari itu peranan masyarakat terhadap pendidikan sangat berpengaruh untuk perkembangan wilayah atau negaranya sendiri, melalui pendidikan masyarakat dapat memperoleh ilmu yang dapat ia manfaatkan di dalam kehidupan untuk kesejahteraan bersama.

v Pembinaan dan Tanggungjawab Pendidikan oleh Masyarakat

Bila dilihat dari konsep pendidikan, masyarakat adalah sekumpulan banyak orang yang dengan berbagai ragam kualitas diri mulai dari yang tidak berpendidikan sampai kepada yang berpendidikan tinggi. Baiknya kualitas suatu masyarakat ditentukan oleh kualitas pendidikan para anggotanya, makin baik pendidikan anggotanya, makin baik pula kualitas masyarakat secara keseluruhan. Masyarakat merupakan lembaga pendidikan yang ketiga setelah pendidikan dilingkungan keluarga dan lingkungan sekolah. Tanggung jawab masyarakat terhadap pendidikan sebenarnya masih belum jelas, tidak sejelas tanggung jawab pendidikan di lingkungan keluarga dan sekolah. Hal ini disebabkan faktor waktu, hubungan, sifat dan isi pergaulan yang terjadi di masyarakat. Meski demikian masyarakat mempunyai peran yang besar dalam pelaksanaan pendidikan nasional. Peran masyarakat antara lain menciptakan suasana yang dapat menunjang pelaksanaan pendidikan Nasional, ikut melaksanakan pendidikan non pemerintah (sosial).

Walaupun tanggung jawab masyarakat terhadap pendidikan belum jelas, akan tetapi masyarakat harus berperan aktif dalam pendidikan, karena masyarakat merupakan lembaga pendidikan yang ketiga setelah lingkungan keluarga dan sekolah. Oleh karena itu untuk memperoleh kualitas yang baik terhadap pendidikan, maka kualitas masyarakat pun harus baik, agar saling menunjang antara satu dan lainnya, jika kualitas pendidikannya baik maka akan hasil didik yang baik secara keseluruhan.

6

C. PERAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN

Peran pemerintah dalam penyelenggaraan pendidikan mencakup 2 aspek, yaitu aspek mutu dan aspek pemerataan pendidikan.

a. Aspek Mutu

Mutu pendidikan di Indonesia harus lebih ditingkatkan lagi, karena sampai saat ini bukti dari peningkatan mutu tersebut belum nampak jelas. Indikatornya dapat dilihat sebagai berikut :

1. Prestasi : masih jauh dibawah standar yang diharapkan

2. Aspek non akademik : banyak kritikan terhadap masalah kedisiplinan, moral dan etika, kreatiitas dan kemandirian serta sikap demokratis yang tidak mencerminkan tingkat kualitas yang diharapkan.

3. Kualitas pendidik : masih rendahnya atau kurangnya kesadaran dari seorang pendidik untuk mendidik dengan sungguh-sungguh.

4. Kondisi lingkungan sekolah untuk mengimplementasikan pendidikan yang bersifat non akademik : pemerintah harus lebih mengembangkan mutu sekolah dengan memberikan arahan dan perbaikan kegiatan belajar mengajar di sekolah yang didukung oleh tenaga kependidikan.

Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kondisi pendidikan saat ini, antara lain :

1. Pembenahan kurikulum pendidikan Memberikan kemampuan dan keterampilan dasar minimal, menerapkan konsep belajar tuntas dan membangkitkan sikap kreatif, inovatif, demokratis dan sikap mandiri anak didik.

2. Meningkatkan Kualifikasi Tenaga Pendidik yang sesuai dengan kompetensi, keahlian dan kebutuhan sekolah baik melalui pendidikan maupun pelatihan.

3. Menciptakan suasana yang kompetitif antar sekolah dalam memajukan dan meningkakan kualitas siswa dan sekolah sesuai standar yang telah ditetapkan.

7

b. Aspek Pemerataan Pendidikan

Pemerintah harus menjamin pemerataan kesempatan bagi seluruh anak dari semua lapisan masyarakat untuk mendapatkan pendidikan. Akan tetapi angka pemerataan pendidikan saat ini baru mencapai 70%. Indikator permasalahnnya dapat dilihat sebagai berikut :

1. Banyak lapisan masyarakat yang belum mendapatkan pendidikan dasar secara optimal, khususnya didaerah terpencil, pelosok dan kumuh.

2. Faktor geografis wilayah Indonesia yang sulit dijangkau sehingga masih banyak anak didik yang tidak bersekolah.

Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kondisi pendidikan saat ini, antara lain :

1. Memberikan perhatian khusus kepada anak kurang mampu terutama yang berada di daerah terpencil, pelosok dan kumuh.

2. Membangun gedung sekolah di tiap-tiap daerah.

3. Memberikan kepercayaan kepada daerah untuk membangun pendidikan sampai ke daerah terpencil, sehingga pemerintah pusat tidak perlu mencapai kepelosok-pelosok daerah di Indonesia.

8

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

1. Peran orangtua sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak. Terutama perkembangan anak diusia dini, karena hal yang pertama kali dilihat dan dicontoh oleh si anak adalah orangtua dan lingkungan keluarga.

2. Peranan masyarakat sangat berpengaruh terhadap pendidikan, sebagai penunjang perkembangan bangsa dan negara. Masyarakat sebagai subjek yang melaksanakan pendidikan, jika masyarakat peduli akan pendidikan, maka negara dimana ia berpijak akan berkembang, akan tetapi jikam tidak peduli akan pendidikan, maka negara dan bangsanya akan melemah dan tak berkembang.

3. Peran pemerintah adalah dalam hal peningkatan mutu dan pemerataan pendidikan yang dilakukan dengan cara meningkatkan mutu pendidik, sarana dan prasarana yang dibutuhkan, dan juga memberantas kebodohan di Indonesia.

9

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus "AUTISM"

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Autisme

Autisme adalah gangguaan perkembanagan yang sangat kompleks pada anak. Seringkali gejala tampak sebelum anak mencapai usia tiga tahun. Gangguan perkembangan ini mempengaruhi kemampuan berkomunikasi (berbicara dan berbahasa), kemampuan berinteraksi sosial ( tidak tertarik untuk berinteraksi), dan mempengaruhi perilaku ( hidup di dalam dunianya sendiri). Umumnya pada anak autis sebebelum berusia tiga tahun sudah menunjukkan keterlambatan perkembangna dalam berinteraksi sosial, berbicara dan bermain menggunakan imajinasi. Autisme adalaha salah satu dari lima tipe gangguan perkembangan pervasive atau PDD ( pervasive developmental disorders), yang ditandai munculnya abnormalitas pada domain interaksi sosial dan komunikasi.

B. Penyebab Autisme

Autisme berakar pada faktor genetika, dan genetika autis memeang sangat rumit. Kemudian, masih tidak jelas apakah ASD ( Autism Spectrum Disorder) terjadi karena mutasi tertentu atau akibat terjadinya kombinasi beberapa varian genetika seperti pada umumnya. Pada kasus-kasus yang jarang terjadi, autis dapat saja berhubungan dengan adanya agen-agen yang menyebabkan terjadinya cacat lahir, sehingga dalam hal ini muncul kontroversi seputar penyebab lain untuk autism sebagai akibat dari faktor lingkungan, seperti terpapar logam berat, pertisida atau akibat pemeberian vaksin pada anak.

Faktor genetika memang disebut sebagai salah satu kemungkinan terjadinya autisme, namun demikian, hingga sekarang belum ada penelitian yang menyebutkan apakah factor genetika ini berasal dari ayah atua ibu. Keduanya memiliki peluang yang sama, hanya sifat autis lebih terlihat nyata pada saudara sekandung laki-laki dari pihak ibu maupun ayah ( jika memang ada karakteristik autis pada keluarga tersebut). Hingga saat ini para ahli di Amerika, Eropa dan lainnya masih terus melakukan penyelidikan dan perdebatan mengnai penyebab utama kondisi ini, beberapa hal seperti komplikasi sebelum dan sesudah melahirkan, vaksin MMR ( Mumps, Measles, Rubella), polusi lingkungan, genetika, keracunan logam berat ( merkuri) dan alergi terhadap makanan tertentu seperti gandum, susu, barley dan lain-lain. Hal-hal tersebut dianggap sebagai penyebab autisme, namun kepastian dan kesimpulan berdasarkan riset mengenai autism belum juga terpecahkan dan para ahli sepakat bahwa belum ditemukan penyebab pasti munculnya autisme.

C. Ciri-ciri Autisme

Tanda-tanda autisme biasanya sudah dapat dikenali sebelum anak berusia tiga tahun. Tetapi tanda-tanda yang muncul memang bervariasi dari mulai yang samar-samar sampai tampak yang begitu nyata sehingga terkadang orangtua sampai tidak mengetahui dan menganggapnya sebagai bagian dari proses perkembangan normal.

1. Rekomendasi dari AAP ( American Academy of Pediatrics)

Memang diperlukan jangka waktu beberapa tahun untuk dapat diperoleh kepastian apakah seorang anak mengidap autism atau tidak. Itulah sebabnya AAP ( American Academy of Pediatrics) merekomendasikan untuk setiap dokter anak agar segera meninjaklanjuti setiap temuan tanda-tanda awal yang menunjukkan kemungkinan autisme. Tanda-tanda awal yang perlu diwaspadai adalah, antara lain :

§ Bermasalah dalam berinteraksi, bermain, dan berhubungan dengan orang lain.

§ Perilaku menghindar dari eye contact seta tidak pernah perduli pada orang-orang yang ada disekililingnya.

§ Tidak pernah benar-benar memperhatikan suatu objek, pada saat dia memerlukan objek tersebut.

§ Suka melakukan gerakan-gerakan yang aneh, seperti mengepak-ngepakkan kedua tangan seperti burung, berputa-putar, atau mengetuk-ngetuk sesuatu.

§ Terjadi keterlambatan pada pertumbuhan dan perkembangannya, ataupun hilangnya keahlian yang sudah pernah dikuasainya.

§ Bermain dengan mainan yang sama atau mengulang-ulang kegiatan yang sama setiap hari.

§ Tidak mampu menggunakan atau memahami bahasa.

§ Tampak tidak perduli terhadap sesuatu yang ada disekelilingnya.

2. Rekomendasi dari NIMH ( National Institute of Mental Health)

Diagnosis autisme ini dapat dilengkapi dengan kuisioner orangtua, penilaian pendidikan kognitif, penilaian bahasa, atau pola bermain dan perilaku anak. Jadi tanda-tanda yang harus diwaspadai adalah :

§ Menginjak usia satu tahun, belum mampu menggumamkan sesuatu kata, memperhatikan ataupun melakukan gesture-gestur yang bermakna.

§ Menginjak usia 16 bulan, belum mampu mengucapkan sepatah katapun dengan benar.

§ Menginjak usia dua tahun, belum mampu mengombinasikan dua kata sehingga membentuk makna baru.

§ Tidak merespon saat dipanggil namanya.

§ Hilang atau tidak adanya kemampuan berbahasa dan bersosialisasi.

§ Tidak ada eye contact

§ Tampak tidak paham saat harus memainkan suatu mainan sesuai dengan cara kerjanya.

Penting untuk diingat, bahwa ada banyak kemungkinan untuk gejala-gejala autisme yang mungkin ditampilkan oleh pengidapnya dan itu tidak selalu persis sama seperti yang tercantum di atas. Misal, adanya kesulitan dalam berbicara dan berbahasa tidak selalu menandakan adanya autisme. Sebaliknya, kita harusingat bahwa anak yang pandai bicara dan berbahsa pun dapat saja terdiagnosis spectrum autisme.

3. Simtom Umum

Untuk simtom umum dari autism, dibagi menjadi tiga domain pokok, yaitu :

1) Interaksi Sosial dan Pertemanan

§ Bermasalah dalam perkembangan keterampilan komunikasi nonverbal. Misal, melakukan kontak mata ke mata, menampilkan ekspresi wajah dan postur tubuh yang benar saat nerhadapan dengan orang lain.

§ Kegagalan membangun hubungan pertemanan dengan anak-anak lain seusianya.

§ Kurangnya minat dalam berbagi kesenangan, aktivitas atau prestasi dengan oranglain.

§ Kurangnya empati.

2) Komunikasi Verbal dan Nonverbal

§ Keterlambatan atau kesulitan saat belajar berbicara. Bahkan, kira-kira 40% dari individu dengan autism tidak pernah dapat berbicara dengan baik dan benar.

§ Bila mampu berbicara, diapun bermasalah dalam memulai percakapan. Kemudian saat terjadi percakapan, diapun kembali mengalami kesulitan untuk melanjutkan percakapan tersebut.

§ Perilaku repetitive dan stereotip dalam penggunaan bahasa. Anak autisne seringkali mengulang-ulang sebuah kata yang dia dengar sebelumnya atau biasa disebut Echolalia.

§ Kesulitan memahami percakapan yang sedang ditujukan kepadanya. Misalnya, individu dengan autism tidak mampu memahami saat ada orang yang melontarkan sebuah guyonan. Boleh jadi, mereka akan menafsirkannya kata demi kata tidak dalam bentuk satu kalimat utuh.

3) Rendahnya Rasa Tertarik pada Aktivitas-Aktivitas atau Permainan-Permainan

§ Suka berfokus hanya pada bagian tertentu dari suatu benda. Misalnya, memerhatikan dengan sungguh-sungguh roda dari mobil mainannya dan tidak mampu memandang bahwa itu adalah sebuah mobil. Apalagi sampai memperlakukan benda tersebut dengan benar sebagai mobil-mobilan seperti lazimnya anak-anak kebanyakan.

§ Preokupasi dengan topik-topik tertentu. Anak dengan autism dapat saja terpesona oleh sesuatu yang biasa-biasa saja bagi kita. Seperti video games, karu mainan, atau bahkan plat nomor kendaraan.

§ Sangat mementingkan kesamaan dan rutinitas.

§ Perilaku-perilaku stereotype. Missal, melompat-lompat, atau mngepak-ngepakkan tanggannya dengan tidak bermanfaat.

4. Simtom pada Masa Kanak-Kanak

Gejala autisme biasanya pertama kali diketahui oleh oranhtua atau pengasuh di periode tiga tahun pertama dari anak tersebut. Meskipun sebenarnya autism itu telah ada sejak dia dilahirkan tetapi tanda-tanda gangguan yang tampak sulit untuk didefinisikan atau didiagnosis selama anak tersebut masih berusia infant. Dengan perawatan dini dan intensif, kebanyakan anak suspect autisme dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk:

§ Membangun relasi dengan oranglain.

§ Berkomunikasi

§ Membantu diri mereka sendiri seiring dengan pertambahan usianya.

5. Simtom pada Masa Remaja

Memasuki usia remaja, pola perilaku seseorangpun sering berubah-ubah, banyak remaja dengan autisme yang memeperoleh banyak keterampilan tetapi, tetap masih tertinggal dala kemampuan mereka untuk membangun relasi dan memahami oranglain.

Memasuki masa pubertas dan hasrat seksualitas yang kini mulai timbul, akan menambah berat badan seorang remaja dengan autis dibandingkan dengan remaja biasa dalam usia yang sama. Secara umum, semua anak dengan autisme yang telah memasuki fase remaja, mereka akan mengalami peningkatan resiko untuk mengembangkan masalah-maalah yang berkaitan dengan depresi, gelisah ataupun epilepsi.

6. Simtom pada Orang Dewasa

Sebagai orang dewasa dengana autisme mampu untuk bekerja untuk hidup mandiri. Kemandirian mereka dalam hal ini diukur dari tingkat kecerdasan dan level kemampuan mereka dalam berkomunikasi dengan orang lain. Tetapi, banyak pula orang dewasa dengan autisme yang masih tetap memerlukan banyak bantuan terutama untuk mereka yang memiliki tingkat kecerdasan yang rendah dan tidak mampu untuk berkomunikasi.

Setidaknya 33% dari seluruh populasi orang dewasa dengan autisme, secara parsial dapat dikatakan telah mampu untuk hidup independent. Di spektrum yang lain, orang dewasa yang termasuk kategori high functioning autism mereka benar-benar mampu hidup mandiri sepenuhnya dan mencapai sukses. Orang-orang seperti ini biasanya memang memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Meskipun tetap ada kesulitan dalam menjalin hubungan dengan orang lain.

7. Simtom Lainnya

Banyak orang dengan autism yang menampilkan gejala dengan gangguan deficit atensi hiperaktif atau ADHD ( attention deficit hyperactivity disorder ). Tetapi, simtom-simtom tersebut terutama pada problem relasi social, lebih parah untuk individu autisme. Sementara, seitar 10% dari individu dengan autism mempunyai kemampuan yang luar biasa dalam hal :

§ Mengingat sebuah daftar sampai mendetail

§ Perhitungan tanggal kalender

§ Menggambar atau memainkan musik.

D. Cara Menangani Autisme

Tidak ada obat untuk autism. Tetapi, dokter, terapis, dan guru khusus dapat membantu anak-anak dengan autisme untuk mengatasi atau mnyesuaikan diri dengan banyak kesulitan. Semakin dini seorang anak ditangani, hasilnyapun akan lebih baik. Setiap anak membutuhkan bantuan yang berbeda-beda. Tetapi, belajar bagaimana berkomunikasi selalu menduduki peringkat pertama yang harus dikuasai terlebih dahulu. Terapis akan mengajarkan bagaimana cara untuk berkomunikasi dengan cara menunjukkan sesuatu, menggunakan alat bantu berupa gambar-gambar atau menggunakan bahasa isyarat standar. Kemampuan berbahasa ini akan memudahkan anak dengan autisme untuk belajar hal-hal yang lain. Terapis juga akan membantu anak belajar mengetahui keterampilan-keterampilan sosial, misalnya cara menyapa orang, menunggu giliran, dan mengikuti petunjuk. Beberapa anak memerlukan bantuan khusus dengan keterampilan self-help. Misalnya, mandi, menyikat gigi, atau menyiapkan tempat tidur dan lain-lain.

Sebagian anak dengan autisme menjalani medikasi untuk membantu meregulasi mood dan perilaku mereka. Tetapi, obat tersebut hanya dapat membantu mengendalikan symptom yang dialami, bukan menyembuhkan.

E. P pendidikan Anak Autisme

Beberapa opsi kelas yang dapat dipilih untuk anak dengan autisme :

1. Kelas Khusus di Sekolah Umum

Dilakukan dengan metode inklusi yang digunakan untuk mainstreaming with support. Idenya adalah anak-anak autis digabung bersama dengan anak biasa dalam satu kelas yang sama tetapi, khusus untuk anak dengan autisme mendapatkan dukungan yang signifikan untuk mencapai sukses. Bisa dilakukan dengan cara menyediakan pendamping (orang dewasa yang terlatih), melakukan adaptasi kurikulum, menyediakan kelompok sosial khusus, dan masih banyak lagi.

Opsi ini dapat menjadi pilihan jika personel sekolah sudah terlatih dan berpengalaman dalam mendidik anak-anak dengan autism. Karena kelas ini secara umum diikut sertakan dalam seluruh kegiatan sekolah, maka anak pun dapat mempunyai lebih banyak kesempatan dalam mengasah keterampilan sosialnya. Kelas khusus ini lebih ditujukan untuk anak-anak autisme yang perkembangan di bidang sosialnya hanya sedikit di bawah rata-rata dan mempunyai kesulitan dalam bidang akademik.

2. Sekolah Khusus untuk Anak dengan Autisme

Lembaga pendidikan swasta atau milik pemerintah dengan kelas kecil dan menyediakan perhatian per individu. Sekolah ini lebih dikhususkan untuk anak dengan autism yang mempunyai problem dalam fungsi dan kompetensi sosialnya. Tidak seperti di sekolah lain pada umumnya, tipe sekolah seperti ini mempunyai kurikulum yang berbeda. Kurikulum ini lebih menekankan pada pengembangan keahlian dalam berkomunikasi dan kompetensi sosial.

Sistem kelas khusus untuk anak autisme ini mempunyai beberapa kelebihan, antara lain :

§ Rasio antara jumlah siswa dan guru yang memadai, bahkan terkadang lebih tinggi dari standar yang telah ditentukan.

§ Dilengkapi dengan tool pelajaran visual, yang dirancang secara spesifik untuk siswa-siswa autistik.

§ Kurikulum berisi muatan local pelatihan berbicara dan keahlian sosial, sehingga lebih intensif.

§ Siswa mendapatkan aktivitas-aktivitas sekolah umum seperti : olahraga, berdiskusi, bermain antar siswa, dan lain-lain.

§ Dan sangat mungkin bagi anak untuk dapat mengembangkan kemampuan yang diperlukan, sehingga nantinya ia mampu bersekolah di sekolah menengah swasta umum.

Sementara kekurangannya, antara lain :

§ Karena sifatnya yang khusus, maka di sekolah ini anak menghabiskan harinya hanya dengan sesama anak autistik lainnya.

§ Fokus terbesar dari tipe sekolah ini adalah untuk membangun keterampilan sosial, sehingga boleh jadi dapat mengabaikan kemampuan akademik yang sebenarnya mungkin dimiliki oleh si anak.

3. Homeschooling

Homeschooling menjadi prkara yang sulit bagi banyak keluarga, karena dalam hal ini memerlukan keterlibatan penuh dari salah satu atau kedua orangtua, dan mungkin pula memerlukan pengorbanan keuangan yang cukup signifikan. Meskipun demikan, ilihan homeschooling menjadi pilihan yang masuk akal terutama jika hubungan dengan distrik sekolah setempat kurang bersahabat. Pada poin ini, urusan mendidik anak dapat ditangani dengan beberapa dafar tugas atau (listserves) dan organisasi yang mendukung orangtua yang ingin medidik sendiri anak autistik mereka.

Mungkin tidak mudah untuk menemukan keluarga lain yang juga sedang melakukan homeschooling di sekitar kita, tapi relative mudah untuk menemukan kelompok-kelompok homeschool, program dan kurikulum yang diperlukan. Kelebihan yang tak tertandingi dari homeschooling dibandingkan dengan metode pendidikan lainnya adalah pada fleksibilitas absolute relative terhadap masing-masing anak.

F. Tinjauan untuk Setiap Opsi

Secara sederhana, berikut beberapa opsi yang dapat dipilih :

1. Opsi yang Ada di Sekolah Umum

§ Ruang kelas biasa, tanpa adanya dukungan khusus (mainstreaming).

§ Ruang kelas di seklah umum, dilengkapi dengan pendukungnya (rasio 1:1, atau sesuai dengan adaptasi anak).

§ Ruang kelas paruh waktu (sebagian pelajaran diberikan di kelas khusus, sebagian lagi di kelas umum).

2. Opsi yang Ada di Lembaga Swasta

§ Sekolah swasta umum dengan atau tanpa dukungan khusus.

§ Sekolah swasta khusus untuk anak dengan kebutuhan khusus ataupun khusus untuk anak dengan autisme.

§ Homeschooling atau cyberschool.

Penting sekali untuk diingat bahwa opsi mainstreaming dan inklusi keduanya tidak selalu menjadi pilihan terbaik untuk setiap anak autisme. Kita harus paham, bahwa anak-anak dengan autism lebih sulit untuk begabung dalam kelompok besar. Anak dengan autisme pun kurang pandai dalam memanage transisi-transisi.

Berikut ini beberapa elemen pentig yang harus diperhatikan untuk suksesnya program pendidikan bagi anak autistik :

§ Guru-guru yang akan mengajar, sebaiknya telah mengikuti pelatihan dan berpengalaman bekerja dengan anak-anak autistik.

§ Guru-guru tersebut telah mendapatkan dukungan implisit dan eksplisit dari administrasi sekolah sehingga mereka dapat mengakses sumber daya, mengikuti pelatihan-pelatihan dan material-material lain yang diperlukan.

§ Guru-guru harus dapat (berdasarkan kemampuan, sumber daya yang tersedia, dan kebijakan sekolah) untuk mengubuh program dan kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan kekuatan anak.

§ Guru-guru lain, termasuk guru olahraga, petugas perpustakaan, dan guru khusus lainnya, harus mampu mengakses sumber daya dan dukungan yang diperlukan pada saat mereka bekerja dengan anak.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

1. Autisme adalah gangguaan perkembanagan yang sangat kompleks pada anak. Seringkali gejala tampak sebelum anak mencapai usia tiga tahun. Gangguan perkembangan ini mempengaruhi kemampuan berkomunikasi (berbicara dan berbahasa), kemampuan berinteraksi sosial ( tidak tertarik untuk berinteraksi), dan mempengaruhi perilaku ( hidup di dalam dunianya sendiri).

2. Autisme berakar pada faktor genetika. penyebab lain untuk autism sebagai akibat dari faktor lingkungan, seperti terpapar logam berat, pertisida atau akibat pemeberian vaksin pada anak.

3. Opsi kelas yang dapat dipilih untuk anak dengan autisme : Kelas Khusus di Sekolah Umum Dilakukan dengan metode inklusi yang digunakan untuk mainstreaming with support, Sekolah Khusus untuk Anak dengan Autisme Lembaga pendidikan swasta atau milik pemerintah dengan kelas kecil dan menyediakan perhatian per individu. Sekolah ini lebih dikhususkan untuk anak dengan autism yang mempunyai problem dalam fungsi dan kompetensi sosialnya dan Homeschooling.